Contoh Makalah Filsafat Ilmu : SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu kita harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik. Karena setiap periode menampilkan ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Kalau pada masa sekarang kita melihat bahwa Eropa merupakan sentral atau gudang ilmu pengetahuan. Maka dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan hingga seperti sekarang ini sangatlah besar.
Banyak penemuan yang terjadi di dunia Barat. Namun, perkembangan secara teorotis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodesasi perkembangan ilmu yang disusun disini dimulai dari peradaban Yunani, dan di akhiri pada penemuan-penemuan pada zaman Kontemporer. Semua merupakan rangkaian panjang sejarah peradaban umat manusia. Yang dengan kemampuan akal pikirnya selalu melangkah maju. Salah satu dorongannya adalah rasa ingin tahu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarahnya ilmu pengetahuan di Yunani dan Barat ?
2. Bagaimanakah sejarahnya ilmu pengetahuan di dunia islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan ilmu pengetahuan di Yunani dan Barat
1. Zaman Pra Yunani Kuno (Abad 15-7 SM)
Pada masa itu manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Benda-benda yang di gunakan manusia itu mengalami perbaikan dan terus mengalami kemajuan, karena manusia melakuakn dan mengalami proses uji coba yang memakan waktu lama. Melalui proses ini pula manusia mulai melakukan seleksi terhadap alat-alat yang di pergunakan. Sehingga mampu menemukan bahan yang dianggap baik atau kuat untuk membuat peralatan-peralatan tertentu.
Antara abad 15-6 SM, manusia telah menemukan besi, tembaga, dan perak. Ada keterksitsn dan saling berpengaruh antara perkembangan pemikiran di satu wilayah dengan wilayah lainnya. Pada masi ini kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one to one correspodency/mapping process. Serupa halnya anak-anak yang belajar berhitung dengan menggunakan jari-jari tangan dan kakinya. Secara ringkas zaman pra-Yunani kuno ini di tandai dengan 5 kemampuan sebagai :
Pertama, know how dalam kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada pengalaman.
Kedua, pengetahuan berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind, keterangan masih dihubungkan dengan kekuatan magis.
Ketiga, kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan sudah menampakkan perkembangan pemikiran manusia ketingkat abstraksi.
Keempat, kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas sistesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.
Kelima, kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa sebelumnya yang pernah terjadi.
2. Zaman Yunani Kuno (Abad 7-2 SM)
Zaman ini dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide dan pendapatnya. Bangsa Yunani tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja. Melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelediki sesuatu secara kritis. Beberapa tokoh yang terkenal pada masa ini antara lain : Thales, Phytagoras, Sokrates, Leucippus, Plato, Aristoteles.
a) Thales (624-548 SM)
Thales adalah filsuf alam, yang berusaha untuk memberikan jawaban terkait asal mula alam dengan penjelasan mitos dan dewa-dewa Yunani. Menurut Thales asal alam semesta adalah air, karena tidak ada kehidupan tanpa air.
b) Phytagoras (580-500 SM)
Ia dikenal sebagai filsuf dan juga ahli ilmu ukur. Phytagoras pada masa itu sudah mengatakan bahwa bumi itu bulan dan tidak datar. Pada masa itu juga menyusun suatu lembaga pendidikan dan himpunan yang beranggotakan murid-muridnya dan para sarjana yang dikenal sebagai Phytagoras Society, yang mirip dengan masyarakat ilmiah seperti sekarang ini.
c) Sokrates (470-399 SM)
Metode Sokrates dikenal sebagai ilmu kebidanan. Yaitu metode dialektika untuk melahirkan kebenaran. Sokrates lebih mementingkan metode dialektika itu sendiri daripada hasil yang diperoleh.
d) Democritus (460-370 SM)
Ia dikenal sebagai Bapak Atom pertama, kareba Democritus inilah yang memperkenalkan kosep atom. Ia menjelaskan bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri dari atom-atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
e) Plato (427-347 SM)
Plato bertitik tolak dari polemik antara parmenides dan heraklitos. Parmenides menganggap bahwa realitas itu berasal dari satu, yang tetap, tidak berubah. Sedangkan Heraklitos bertitik tolak dari hal banyak yang selalu berubah. Pemikiran metafisika plato terarah pada pembahasan mengenai hal ada dan becoming (menjadi). Plato juga sangat memperhatikan ilmu pasti sebagai peninggalan Phytagoras. Sebab ada hubungan yang erat antara kepastian matematik dan kesempurnaan ide. Keterkaitan plato pada kesempurnaan ide dan matematik menjadikannya lebih memusatkan penelitian kepada cara berpikir (aspek metodis) daripada apa yang dapat dialami atau yang dapat ditangkap indera.
3. Zaman Pertengahan (Abad 2-14 M)
Zaman abad pertengahan di tandai dengan tampilnya para theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuan pada masa ini hampir semua adalah para theolog, sehingga aktivitas keagamaan semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini ancilla theologia atau abdi agama. Namun demikian harus di akui bahwa banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.
Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen pada permulaan abad Masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.
Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat di capai oleh kemampuan akal.
Sehingga pada saat itu sikap mereka menolak sama sekali terhadap pemikiran Yunani yang tidak mengakui wahyu . pada masa ini filsafat dan ilmu pengetahuan adalah identik dengan agama. Sebab, agama Kristen yang bersifat dogmatik cenderung menolak keberadaan filsafat dan ilmu, dianggap gerejalah sebagai pusat kebenaran. Jadi, ukuran kebenaran adalah apa yang menjadi keputusan gereja.
4. Zaman Renaissance (Zaman peralihan 14-17 M)
Peralihan dari periode pertengahan ke periode modern ditandai oleh suatu era yang disebut dengan periode Renaissans. Renaissans memiliki arti kelahiran kembali . Pada periode ini berbagai gerakan bersatu untuk menentang pola pemikiran abad pertengahan yang dogmatis, sehingga melahirkan suatu perubahan revolusioner dalam pemikiran manusia dan membentuk suatu pola pemikiran baru dalam filsafat. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokohnya yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Tycho Brahe.
a) Roger Bacon (1214-1294)
Ia berpendapat bahwa pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan. Ia juga tidak meninggalkan tulisan atau karya yang cukup berarti bagi ilmu pengetahuan.
b) Copernicus
Ia mengatakan bahwa bumi itu mengelilingi matahari. Sehingga matahari menjadi pusat (Hellio Sentrisme). Pendapat ini berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan ptolomeus yang menganggap bumi sebagai pusat alam semesta (Geosentrisme).
c) Tyco Brahe (1546-1601)
Pada tahun 1572 Brahe mengamati munculnya bintang baru di gugusan Casiopeia, yaitu bintang itu dinamakan Nova atau supernova, sangat tergantung dari besar dan massanya. Pada tahun 1577 Brahe dapat mengamati sebuah comet dan mampu menetapkan lintasan comet. Yang ternyata lebih jauh dari planet venus.
d) Johannes Keppler (1571-1630)
Ia melanjutkan penelitian Brahe tentang gersk benda-benda angkasa. Keppler menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan Brahe sebelumnya.
e) Galileo Galilei
Ia menemukan beberapa peristiwa penting dalam bidang astronomi. Ia melihat bahwa planet Venus dan Mercurius menunjukkan perubahan-perubahan seperti halnya bulan , sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya dari matahari. Galileo juga mengamati lintasan baru yang dilempar dan menentukan lintasan itu berbentuk parabola.
5. Zaman Modern (17-19 M)
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance, yaitu permulaan abad XIV. Pada periode ini terjadi pemisahan antara aktivitas ilmiah dengan aktivitas agama. Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tetapi dari diri manusia sendiri.
Tokoh-tokoh pada saat itu, yaitu diantaranya sebagai berikut:
a) Rene Descartes (1596-1650)
Tokoh yang dikenal sebagai bapak filsafat modern adalah Rene Descertes. Ia juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti ialah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Dalam bidang filsafat Descartes mewariskan suatu metode berfikir yang menjadi landasan berfikir dalam ilmu pengetahuan modern.
Langkah-langkah berfikir menurut Descartes adalah
• Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar, kecuaki kakau diyakini sendiri bahwa itu memang benar.
• Memilih-memilah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk mempermudah penyelesaian.
• Berfikir runtut dengan mulai dari hal yang sederhana sedikit demi sedikit untuk sampai ke hal yang paling rumit.
• Perincian yang lengkap dari pemeriksaan menyeluruh diperlukan supaya tidak ada yang terlupakan (Toety Herati, 1994:4-3)
b) Isaac Newton (1643-1727)
Seorang ilmuan yang sekaligus menjadi pemimpin pada sebuah tempat pembuatan uamg logam di kerjaan Inggris. Penemuannya dalam tiga bidang, yaitu teori gravitasi, perhitungan calculus, dan optika. Perhitungan calculus differensial atau integral yaitu hubungan antara X dan Y. Optika yaitu mengenai cahaya seperti terjadinya pelangi.
c) Charles Darwin
Darwin dikenal sebagai penganut teori evolusi yang fanatik. Ia mengatakan bahwa perkembangan yang telah terjadi pada makhluk dibumi karena terjadi seleksi alam. Teorinya yang terkenal adalah Struggle for life (perjuangan untuk hidup).
d) J.J Thompson (1897)
Thompson adalah penemu elektron, pada berbagai percobaan yang dilakukan juga ditemukan bagian dari atom seperti : elektron, proton, neutron, meson, dan lain-lain.
6. Zaman Kontemporer (abad 20-seterusnya)
Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf bidang fisika kedudukan yang paling tinggi menurut Trout (1993:463), fisika di pandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta. Secara historis hubungan antara fisika dan filsafat terlihat dalam dua cara.
Pertama : diskusi filosofis mengenai metode-metode fisika. Misalnya tentang materi, kausa (sebab yang menimbulkan kejadian konsep ruang dan waktu).
Kedua : ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kausa, ruang dan waktu.
Fisikawan termasyhur abad ke 20 adalah Albert Einsten. Ia mengatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Bersifat statis dari waktu ke waktu. Pada tahun 1929 seorsng fisikawan lain Hubble yang menggunakan teropong bintang-bintang besar di dunia melihat galaksi dan disekeliling tempak menjauhi galaksi kita dengan kelajuan yang sebanding dengan jarak dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam semesta tidak statis,melainkan dinamis. Pra fisikawan kontemporer (gamow,alpher,herman) menarik kesimpulan bahwa semua galaksi di jagat raya ini semula bersatu pada galaksi kita,bima sakti,kira kira 15 miliyar tahun yang lalu. Saat itu terjadi ledakan yang dahsyat yang melemparkan materi ke seluruh jagat raya ke semua arah,yang kemudian memebuat bintang bintang dan galaksi. Dentuman besar (big bang) terjadi ketika seluruh materi kosmos terlempar dengan kecepatan sangat tinggi keluar dari keberadaannya dalam volume yang sangat kecil.
Zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi temasuk salah satu yang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer,berbagai satelit komunikasi,internet dan lain sebagainya. Demikian bidang bidang ilmu lain,sintesis antara bidang ilmu satu dengan yang lainnya,sehingga dihasilkan bidang ilmu baru seperti bioteknologi,psikolinguistik dan lain lain.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dalam Peradaban Islam
1. Periode Klasik (650-1250 M)
Periode klasik ini dimulai dengan periode peletakan pondasi peradaban oleh Nabi Muhammad saw yang hadir dengan membawa ajaran Agama Islam di Arab yang di turunkan pada tahun 611 M, bulan romadlon di gua Hira’. Kehadiran Nabi membawa perubahan dalam tatanan sosial masyarakat yang pada saat itu yang masih dalam kebodohan (zaman jahiliyah). Kebodohan ini bukanlah dalam hal pengetahuan, tetapi dalam hal keyakinan dan akhlak. Pada saat itu kesusastraan arab sangat maju. Dipihak lain, ketidakadilan, kejahatan, dan pelanggaran hak asasi banyak terjadi. Martabat wanita dan budak sangat di rendahkan. Dalam situasi seperti itulah Nabi Muhammad SAW, diutus Allah SWT untuk membenahi kondisi tersebut.
Dalam penyiaran agama islam, Nabi Muhammad SAW mendapat banyak sekali hambatan, baik dari keluarganya ataupun masyarakat Kota Makkah sekitar, sehingga umat islam masih sangat sedikit dan tidak ada perkembangan. Sehingga Nabi dan umat islam pada saat itu, melakukan hijrah ke Madinah (Yatsrib) tahun 622 M untuk menyusun kekuatan baru setelah Mekkah yang sudah dianggap tidak kondusif untuk penyebaran dakwah Islam. hijrah Nabi dari Mekkah ke Madinah juga memberikan kontribusi penting dalam proses pembentukan peradaban. Juga berdampak positif bagi perkembangan kegiatan intelektual umat Islam, karena Mereka lebih leluasa untuk mengembangkan pengetahuannya.
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, estafet pemerintahan selanjutnya diteruskan oleh khulafaur rasyidin, daulah (dinasti) Bani Umayyah dan bani abassiyah. Ekspansi yang dilakukan secara garis besar memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Pada era klasik ini metode berfikir rasional, ilmiah dan filosofis berkembang dengan pesat. Sentuhan estetika dan filsafat telah menghantarkan peradaban Islam pada puncak kejayaan. Ulama’-ulama’mujtahid bermunculan, begitu juga para ilmuwan muslim telah menghasilkan karya-karya seni, filsafat dan ilmu pengetahuan secara mengagumkan.
Peran para khalifah tidak bisa dinegasikan dari kemajuan yang dicapai oleh periode ini, terutama pada masa Bani Abbas. Di masa Bani Abbas inilah perhatian kepada ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani memuncak terutama di zaman Harun Al-Rasyid (785-809 M) dan Al-Ma’mun (813-833 M). Buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat didatangkan dari Bizantium dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kegiatan penterjemahan buku-buku ini berjalan kira-kira satu abad. Bait Al-Hikmah, yang didirikan Al-Ma’mun, bukan hanya merupakan pusat penterjemahan tetapi juga akademi yang mempunyai perpustakaan. Di antara cabang-cabang ilmu pengetahuan yang diutamakan dalam Bait Al-Hikmah ialah ilmu kedokteran, matematika, optika, geografi, fisika,astronomi, dan sejarah di samping filsafat.
Maka kemudian muncul beberapa ilmuwan muslim terkenal dan menjadi kebanggaan dunia Islam seperti;
1. Dalam bidang Filsafat
a. Al kindi
Al kindi wafat pada tahun 874 M. Beliau terkenal sebagai filosuf Muslim pertama, karena dialah orang yang pertama kali mendalami ilmu-ilmu filsafat. Selain menerjemahkan beliau juga menyimpulkan karya-karya filsafat helenisme. Karya Al kindi bejumlah kurang lebih 231 buah dari berbagai disiplin ilmu. Karya tersebut kebanyakan berupa risalah pendek dan banyak yang sudah tidak dapat di temukan lagi.
b. Ibnu sina
Ibnu sina memiliki nama asli Abu Al-Huasin bin Abdullah. Lahir di Afsyanah, Bukhoro pada tahun 980 M, dan Wafat Di hamdan tahun 1037 M. Beliau filoufuf ternama yang memiliki gelar Asy-syaikh Ar-Ra’is yang artinya guru para raja.
2. Dalam Bidang Kedokteran
a. Ibnu Sina
Selain filoufuf Ibnu Sina juga seorang dokter. Beliau juga dokter yang termasyhur pada zamannya. Beliau di beri gelar di bidang ini sebagai Pangeran Para Dokter.
b. Abu Bakar Zakaria Al-Razi
Beliau wafat tahun 925 M. beliau adalah pengarang buku besar tentang kimia yang baru dijumpai di abad XX dan juga penemu di bidang ilmu kedokteran dan farmasi.
c. Alfarabi
3. Dalam bidang Sastra
a. Abu Nawas
b. Abu athiyah
c. Abu Tamam
4. Dalam Bidang Agama (Fiqih)
a. Imam Malik
b. Imam Abu Hanifah
c. Imam Syafi’I
d. Imam Ibn Hambal
Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh islam yang hidup pada periode klasik ini.
Ringkasnya, periode ini adalah periode peradaban Islam yang tertinggi dan berpengaruh pada tercapainya peradaban modern di Barat sekarang. Periode kemajuan Islam ini, bersamaan dengan abad kegelapan di Eropa.
3. Periode Pertengahan (1250-1800 M)
Periode ini adalah abad yang paling menyedihkan bagi umat islam dan memperoleh catatan buruk bagi peradaban islam secara universal . Masa ini adalah fase kemunduran dari intelektual umat Islam, karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan akal di pertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan akhirat. Di zaman ini Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan.
Wilayah kekuasaan islam terpecah menjadi beberapa negara independen, yang masing-masing memperkuat dan bejuang sendiri-sendiri untuk kemajuan negerinya. Bahkan tak jarang terjadi peperangan antara negara-negara islam yang telah berdiri di masing-masing wilayah itu. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban islam banyak yang hancur. Perhatian pada ilmu-ilmu pengetahuan sedikit sekali. Tetapi sebaliknya, Islam mendapat pemeluk-pemeluk baru di daerah-daerah yang selama ini belum pernah dimasuki Islam.
Keadaan seperti itu baru dapat teratasi dengan munculnya tiga kerajaan Besar. Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India. Masing-masing kerajaan pernah mengalami masa kejayaan yaitu pada antara tahun 1500-1800 M.
Tahun 1700-1800 M disebut sebagai fase kemunduran kerajaan Islam. Pada tahun-tahun ini kondisi kekuatan militer, ekonomi dan politik umat Islam menurun. Ilmu pengetahuan di dunia Islam mengalami stagnasi. Tarekat-tarekat diliputi oleh suasana khurafat dan supertisi. Umat Islam dipengaruhi oleh sikap fatalistis, sehingga dunia Islam dalam keadaan mundur dan statis. Sementara, pada masa itu Barat mengalami kebangkitan. Penetrasi Barat, yang kekuatannya bertambah besar, ke dunia Islam yang didudukinya kian lama bertambah mendalam. Akhirnya, di tahun 1978 M, Napoleon menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam yang terpenting. Jatuhnya pusat Islam ini ke tangan Barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dari peradaban Islam.
4. Periode Modern (1800 M - dan seterusnya)
Periode Modern (1800 M - dan seterusnya) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat mengilhami kebangkitan. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Setelah umat Islam menyadari ketertinggalannya, maka kemudian muncul upaya dekonstruksi oleh para pemikir Islam untuk membangkitkan ketertiduran umat Islam. Etika politik kebangsaan pun dibangun seiring dengan pembangunan dan reformasi teologi.
Pada periode ini, muncul banyak para pemikir Islam yang handal. Mereka menjadi pioner pembaharuan dalam Islam. Ajaran Islam dirasionalisasikan dan difahami dalam konteks ke-kini-an dan kemodernan. Islam difahami tidak hanya difahami dari sudut pandang lokal, tetapi juga dalam perspektif universal dan kontekstual.
Sejarah mencatat, para pemikir dan tokoh pembaharuan Islam yang sangat popular. Pemikiran dan ide pembaharuannya terus dipelajari. Bahkan pengaruhnya dapat dirasakan sampai sekarang. Seperti Muhammad bin Abdul Wahab, Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Mustafa Kemal Attaturk, Muhammad Iqbal, Jamaluddin al-Afghani, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan periodesasi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidaklah berlangsung secara mendadak, akan tetapi melalui proses bertahap. Karena itu, untuk memahami sejarah perkembangan pengetahuan harus melakukan klasifikasi secara periodik. Dalam setiap periode sejarah perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Yunani dan Barat dibagi menjadi enam periode yaitu Zaman Pra Yunani Kuno, Zaman Yunani Kuno, Zaman Pertengahan, Zaman Renaissance ( Zaman peralihan dari zaman pertengahan ke zaman modern), Zaman Modern, dan Zaman Kontemporer. Sedangkan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam dibagi menjadi tiga periode yaitu Periode Klasik, Periode Pertengahan, Periode Modern.
Daftar Pustaka
Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat Ilmu,cet. Keempat, (Yogyakarta:Liberty,Mei 2007)
Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya Di Indonesia,Suatu Pengantar,Cet ke-8, (jakarta:PT Bumi Aksara, 2015)
Hadiwijono,Dr. Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat2. Cet. Ke- 24,(Yogyakarta:Kanisius, 2011)
Tim MGMP , Modul Sejarah Kebudayaan Islam, 2011, LP Maarif NU
Huda,H.M.,Drs. Fathul dkk,Modul SKI kelas vii,Jepara:KKMTs.02,Juni 2013)
Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A., Filsafat Ilmu, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2012)
Drs. M. Khamzah,M.Ag.,Modul SKI ,(Akik pustaka)
https://jejen79.wordpress.com/2014/11/24/perkembangan-pemikiran-dan-peradaban-islam-dalam-perspektif-sejarah/amp/#_ftnref46
Posting Komentar